RakyatJabarNews.com, Cirebon – Perkembangan kuliner di Kota Cirebon ini semakin pesat saja. Setiap bulannya pasti ada saja gerai atau tempat kuliner yang baru dibuka. Meskipun begitu, masing-masing harus memiliki keunikan sendiri demi eksistensinya.
Seperti Superdog yang terletak di Jl. Flamboyan 48 Tuparev Cirebon, tepatnya di dekat SMK Mandiri ini memiliki keunikan tersendiri, yakni hotdog. Orang-orang mungkin akan merasa aneh dengan makanan satu ini, meskipun sering melihatnya di film-film luar negeri. Tapi, itulah yang harus dilakukan oleh Kiki, owner Superdog untuk mengedukasi masyarakat bahwa makanan satu ini hanya sosis sapi yang diberi roti.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Selama 2 tahun, saya mengedukasi orang, bahwa ini bukan anjing, bukan babi, ini sosis sapi di dalem roti. Itulah hotdog,” jelasnya kepada RakyatJabarNews.com saat Jumat (4/8/2017).
Sebelum di Tuparev, Superdog ini sempat membuka gerainya di Kartini, tepatnya berbarengan dengan Hotel Plaza Cirebon. Hingga akhirnya, baru tiga bulan lalu pindah ke Tuparev. “Awalnya di Kartini, nebeng di hotel. Sebetulnya konsepnya saya lebih suka seperti ini, jadi coffee shop santai sambil makan hotdog. Walaupun tempatnya susah, tapi cukup nyaman, enggak bising kendaraan,” tuturnya.
Sebelumnya, Kiki tidak sengaja membuka bisnis kuliner hotdog. Berawal dari kesukaannya sama sosis, dan kebetulan waktu itu memiliki stok banyak, dia iseng berjualan. Ternyata dagangannya laku. “Di situ customer mulai ketagihan. Setiap Minggu pagi di stadion Bima, saya jualan. Setengah tahun kemudian, akhirnya buka semi food truck tahun 2012, jualan di mobil pick up,” jelas pria yang juga guru di SMK Mandiri ini.
“Kemudian bikin booth kecil, karena banyak permintaan. Awalnya, konsepnya bukan untuk duduk. Jadi, orang beli, dibungkus, udah. Tapi ternyata orang Cirebon lebih suka duduk. Akhirnya, coba buka di Kartini itu,” terangnya.
Berkat usahanya memperkenalkan hotdog ke masyarakat, sekarang orang sudah tidak aneh lagi dengan makanan khas Western itu. Selain hotdog, ada beberapa menu adopsi dari aslinya, tes, inovasi, dan lain-lain.
Karena belum adanya yang membuka hotdog, jadi persaingan di Cirebon belum ada. Ada juga yang jual tapi bukan spesialis hotdog. Hanya saja, persaingan dari sisi psikologis, yaitu kenyang ya nasi. Karena hotdog itu cemilan tapi membuat kenyang. Di situlah letak persaingannya. Meskipun begitu, antusias masyarakat cukup di luar dugaan.
“Meskipun letaknya agak ke dalam dan jauh dari jalan raya, tapi customer sudah tahu Superdog. Kami juga open delivery dan promosi lewat sosmed. Setiap orang delivery juga dibikin grup. Message aja untuk menu baru,” pungkasnya.
Kiki (kanan) owner Superdog, bersama Nicko, owner Kopi Tanggal Tua
Hotdog yang disediakan di sini bervariasi. Yang paling murah berkisar Rp 18.000. Dan yang paling mahal serta paling panjang berukuran 30 cm Rp 33.000. Selain hotdog, ada juga nasi, kentang, pasta, dan lainnya. Tapi yang diminati di sink hanya hotdognya saja. Selain itu, disediakan juga Kopi Tanggal Tua yang merupakan hasil join dengan salah satu temannya. Jadi, selain hotdog, tersedia juga kopi yang siap menemani cemilan hotdog.
Superdog buka jam 12 siang sampai 10 malam. Hari Sabtu jam 11 malam tutup. Mayoritas customer kebanyakan wilayah sini, anak muda, dan keluarga.
“Harapannya supaya punya cabang. Di Bandung sudah ada booth kecil, Superdog Express namanya. Nanti juga bakal rencana nyabang di kota lain. Supaya kuliner berwarna,” harapnya. (Juf/RJN)