RakyatJabarNews.com, Cirebon – Kehidupan penjaga palang pintu perlintasan kereta api memunculkan banyak kisah suka dan duka dalam menjalankan tugasnya. Seperti sosok Suhadi (54), petugas PJL 226 Sindanglaut Daop 3 Cirebon yang telah mengabdikan diri selama 24 tahun di pintu perlintasan kereta api Sindanglaut milik PT Kereta Api Indonesia (KAI).
Saat ditemui di pos perlintasan Sindanglaut atau biasa disebut Pos Geblagan Sindanglaut di Jalan Raya Sindanglaut Pabuaran Kecamatan Lemahabang Kabupaten Cirebon hari Selasa (6/3), dia tengah berjaga dengan empat personel lainnya yang terbagi menjadi tiga shift.
Kepada awak media, Suhadi menjelaskan tentang cara kerja palang pintu perlintasan. Pada dasarnya, sirine dan palang pintu lintasan kereta berbunyi dan bergerak secara otomatis. Pengoperasian manual hanya dilakukan petugas jika sinyal mati, misalnya akibat tersambar petir.
“Bagaimana pun, tugas mengawasi palang pintu tidak bisa diremehkan. Tiap perlintasan ini punya karakter sendiri,” tutur Suhadi yang tinggal di kawasan Kubang Karang ini.
Di pos tempat Suhadi berjaga, lintasan kerap dilewati oleh mobil elf jurusan Ciledug-Cirebon dan angkutan desa, serta berjubelnya pemotor. Mereka kerap tidak mengikuti aturan, bahkan kerap kali menyerobot jalan di arah berlawanan.
Menanggapi hal itu, Suhadi pun hanya melihat geli ulah pengendara roda empat maupun roda dua yang tidak disiplin dalam berlalu lintas.
“Pas kereta lewat, para pengendara baik mobil maupun motor buru-buru mau nyebrang, dan tidak beraturan saling serobot,” pungkasnya.(Ymd/RJN)
Comment