RakyatJabarNews.com, Cirebon – Terkait dengan wacana pemerintah akan mengimpor beras, Anggota DPR RI Komisi XI Dr. Ir. Kardaya Warnika DEA sangat tidak menyetujuinya. Hal tersebut diungkapkannya dalam acara Capacity Building Sinergi Program Kerja Pengendalian TPID ss-Provinsi Jawa Barat di Luxton Hotel, Jl. Kartini Kota Cirebon hari Kamis (25/1).
Menurutnya, berdasarkan laporan dari Kementrian Pertanian, stok beras di Indonesia masih cukup, bahkan surplus. Jadi, untuk apa mengimpor beras jika stok masih melimpah.
“Stok beras kita ini masih melimpah. Untuk apa impor lagi? Kasihan para petani kita,” jelasnya saat ditemui awak media usai memberikan materi.
Kardaya melanjutkan, yang paling penting untuk dipikirkan sekarang adalah kesejahteraan rakyat. Sebagian besar masyarakat Indonesia adalah petani, dan mereka menjual berasnya. Jika Indonesia diguyur dengan beras impor, petani-petani akan kesusahan.
Jikapun alasannya mengimpor beras karena harga beras lokal yang semakin mahal, hal tersebut bukanlah suatu penyelesaian. Naiknya harga memang jelas akan menyulitkan rakyat. Tapi mereka akan lebih kesulitan lagi jika adanya beras impor.
Karena itu, lanjut Kardaya, pentingnya inflasi ini bisa mempengaruhi kesejahteraan rakyat. Sehingga, sebagai tugas dan fungsi Bank Indonesia untuk menjaga dan mengelola inflasi, maka perlunya sinergi program berbagai kegiatan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID), khususnya Jawa Barat.
Seperti diketahui, Jawa Barat berdekatan dengan Jakarta, yang berarti wilayahnya berperan sebagai penyangga ibu kota. Jika penyangganya tidak kuat, maka Jakarta akan goyah. Karena itu, banyaknya infrastruktur di Jawa Barat dibandingkan daerah lain sangat mempengaruhi inflasi. Dengan begitu, juga memepengaruhi kesejahteraan masyarakat itu sendiri.
“Karena itu, harga naik tidak apa-apa jika penghasilan rakyat juga tinggi,” pungkasnya.(Juf/RJN)
Comment