RJN, Bandung – Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan menggelar pameran kopi bertajuk Ngopi Saraosna Vol 6 di halaman Gedung Sate Bandung pada 12-13 Oktober 2018, menyediakan sekitar 10 ribu cangkir kopi gratis kepada warga dalam acara akhir pekan itu.
Gubernur Jawa Barat M Ridwan Kamil atau Emil dalam siaran pers pemerintah provinsi mengatakan acara Ngopi Saraosna yang namanya kali ini ia singkat menjadi Ngora Vol 6 akan dikemas dengan konsep lebih santai, rileks dan romantis.
“Tidak akan terlalu formal, di sini banyak area yang instagramable seperti di halaman kantor pos itu. Saya ingin suasana lebih rileks,” kata Emil.
Untuk itu Ridwan Kamil memilih halaman belakang Gedung Sate yang luas dan memiliki banyak pohon rindang sebagai lokasi acara Ngora Vol 6.
“Tanggal 12-13 Oktober 2018 kita akan mempromosikan kopi Jabar ke seluruh Indonesia dan dunia melalui acara Ngopi Saraosna Vol 6, kali ini saya singkat Ngora Vol 6,” katanya.
“Lokasinya tetap di Gedung Sate tapi saya ubah tidak di depan melainkan di halaman belakang yang lebih banyak pohonnya, rindang, lebih rileks dan romantis,” dia menambahkan.
Acara yang akan menghadirkan 64 gerai kopi itu diharapkan bisa membangun budaya ngopi dalam masyarakat.
“Jadi hal-hal positif dari zaman Pak Aher akan saya lanjutkan tinggal namanya harus spesifik menurut saya,” ujar Emil.
“Tahun depan mungkin namanya akan diganti, tapi kita mau studi dulu. Saya inginnya go international maka bahasanya harus menyesuaikan,” terangnya.
Ngora Vol 6 rencananya akan dihadiri oleh para duta besar negara-negara yang memiliki ketertarikan dengan kopi. Artis seperti Nicholas Saputra, Dewi Lestari, d’Masiv, Mustache and Beard, dan Homogenic juga dijadwalkan ikut memeriahkan acara itu.
“Goal dari acara ini ujungnya adalah ingat kopi Indonesia, ingat Jabar,” ucap Emil.
Ia menjelaskan kopi yang pertama kali masuk ke Jawa Barat berasal dari Afrika. Pedagang dari India yang membawa kopi itu menamainya kopi gunung Malabar, seperti nama daerah di India.
Pemerintah kolonial kemudian menyebarkan kopi itu ke seluruh dunia dan mendapat respons positif terutama di Amerika Latin, yang sampai sekarang masih lekat dengan kopi.
“Nah saya ingin citra itu diambil alih lagi oleh Indonesia, khususnya Jabar, caranya ya salah satunya mempromosikan dengan cara ini,” tutur Emil. (izi/red/RJN)