RakyatJabarNews – Sastrawan kawakan Indonesia, Joni Ariadinata mengatakan tradisi lisan di Indonesia sangat kuat dan kental. Selain itu, saat ini juga masyarakat Indonesia mulai suka membaca. Terbukti ribuan buku-buku terjual hanya dalam hitungan bulan, meskipun hal itu masih kalah banyak dengan orang-orang yang tidak suka membaca.
Ketika ditanya mengenai puisi yang lebih banyak dikenal masyarakat ketimbang cerpen, esai, atau naskah drama, Joni mengatakan, Indonesia adalah negeri yang pembaca puisinya terbanyak di dunia.
“Sejarahnya dimulai dari tradisi membaca puisi setiap momen 17 Agustusan. Karena hanya puisi yang praktis dipentaskan di panggung. Kalau cerpen atau novel kan terlalu panjang. Jadi, orang-orang menganggap bahwa sastra itu puisi,” ujar Joni kepada usai memberikan seminar Penguatan Literasi dalam Proses Kreatif Kepenulisan di Kampus 2 Unswagati Jalan Perjuangan Kota Cirebon, Sabtu (20/5). kemarin.
Menurutnya, negara lain tidak memiliki tradisi unik membaca puisi dalam bentuk seperti itu misalnya, sehingga menjadi daya tarik sekaligus harapan agar orang mau membaca karya-karya sastra.
“Itu bagus. Tetapi, apa kemudian mereka yang melihat dan mendengarkan pembacaan puisi dengan serta merta tertarik untuk membaca karya sastra? Tidak juga. Karena tradisi lisan masyarakat Indonesia terlalu kuat daripada menulis. Akhirnya, melalui pendidikan diharapkan bisa membantu. Misalnya dosen memaksa dan mewajibkan mahasiswa membaca banyak buku. Dan itu harus dipaksa memang,” kata pria penulis buku Kali Mati sekaligus tim kurator Penjaga Cerpen basabasi.co ini.
Selain itu, saat ini sastra anak menurutnya belum terlihat maksimal. “Membangun budaya membaca anak sangat penting, saat ini bacaan anak-anak masih didominasi dengan komik,” pungkasnya. (Dul/RJN)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT