RakyatJabarNews.com, Cirebon – Putri sulung KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) Alissa Wahid, mengaku tidak terasa sudah delapan tahun berlalu sejak wafatnya sang ayah. Dia merasa, baru kemarin tanggal 30 Desember 2009 dirinya mengebumikan jenazah sang ayah di tempat kelahiran di Jombang.
“Saya sempat menangis sejenak, namun berubah seketika melihat hujan bunga. Rupanya banyak orang yang datang membawa bunga. Tapi karena padat orang dan susah mendekat ke makam, maka dari kejauhan masyarakat menaburkannya, hingga hujan bunga,” cerita Alissa dalam acara Sewindu Haul Gusdur dan Kiai-kiai Cirebon di kampus Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) Jl. Swasembada, Majasem, Cirebon, Jumat (12/1).
Gus Dur, sambungnya, mungkin terlalu berlebihan mencintai bangsa ini. Sehingga saat ini orang juga mencintainya dan namanya terus muncul dalam momen-momen penting bangsa ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Saat kondisi politik tidak karuan, namanya disebut. Saat bangsa ini mengalami kebuntuan dalam proses demokrasi orang ingat Gus Dur. Pada saat orang-orang berebut kekuasaan, orang rindu Gus Dur. Saat minoritas kembali dipojokkan, banyak yang ingat Gus Dur,” terangnya.
Alissa teringat kata-kata orang bijak, yang tertinggal dari pemakaman hanyalah jasa. Sosok suri tauladan seorang pemimpin akan pulang bersama peziarah, dan tetap hidup sebagai inspirasi.
“Di zaman yang penuh kobaran dan kebencian, penuh rasa saling curiga, penuh perebutan kekuasaan, penuh sikap benar sendiri banyak yang menjadi teringat kepada almaghfurlah Gusdur,” tuturnya.
Beberapa kegiatan dalam acara tersebut antara lain pelatihan pembuatan shoot movie untuk toleransi, serta perdamaian dan media sosial yang diikuti kalangan mahasiswa dan santri di Cirebon. Acara pamungkas juga diisi tahlil dan testimoni-testimoni mengenang sang pejuang demokrasi itu.
Tampak hadir juga KH Husein Muhammad, KH Syakur yasin, Ketua Lakpesdam PBNU Dr Rumadi Ahmad PBNU dan Sekretarisnya KH Marzuki Wahid, Rois Syuriah PCNU Kabupaten Cirebon KH Wawan Arwani, dan Ketua Tanfidziyah PCNU Kabupaten Cirebon KH Aziz Hakim Syaerozi, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Cirebon dari PKB Hj Yuningsih. Tampak pula tokoh lintas agama di Cirebon mulai dari Budha, Katolik, Protestan, Hindu, Konghucu, dan para pecinta Gus Dur.(Juf/RJN)