RakyatJabarNews.com – Nuansa malam menyiratkan ketemaraman, tatkala kerumunan remaja lelaki meriung di serambi kediaman Sumantri. Lelaki berusia 43 tahun, tergolek tak berdaya, akibat dua kali gagal operasi Hernia oleh RSUD Kota Bekasi.
Melalui informasi, Muhammad Ali, saudara Sumantri, dipandu Mujiyanto anggota Pokdarkamtibmas, didampingi relawan pada Selasa (8/8/2017) malam menyambangi Ahmad yang masih terkulai di atas pembaringan.
Tampak Tony sang adik sedang sibuk mempersiapkan kain kanvas dan perban untuk menutupi luka menganga di bagian perutnya Sumantri alias Ahmad. Di sebelah kanan seorang pria menggosok tangan kanan Ahmad dengan sebilah bambu.
Meski perutnya tampak banyak jahitan pasca operasi Hernia yang kurang elok dilihat, dan terlihat faeces keluar dari lubang perut sebelah kiri. Meski demikian, Sumantri masih tampak familiar di tengah sakit yang menderanya.
“Ya, sudah lebih dari sebulan, tergeletak. Badan terasa sakit dan masih nyeri. Selain nyeri juga pegal,” tukas anggota Pokdarkamtibmas jajaran Selat 27.10 Kelurahan Jaka Mulya saat berbincang ringan dengan Megapolindonesia.
Ditandaskan Ahmad panggilan akrab suami Masnah ini, bahwasanya selain ia menjalani operasi Hernia, ususnya pun dipotong sekitar satu meter lebih.
“Alhamdulillah sekarang terasa sudah mulai membaik. Yang jelas keinginan pasti cepat sembuh. Dan, tentang usus yang dipotong, saya nggak tahu, kan yang bawa pulang keluarga saya,”tukasnya.
Ditandaskan Sumantri, “Ya awalnya Hernia dan bagian kemaluan bengkak, lalu ususnya dipotong satu meter lebih katanya. Saya kan nggak sadar. Katanya ususnya dianggap rusak sehingga harus dipotong dan sudah dikubur ususnya.”
Operasi pertama sehari pasca Idul Fitri dianggap gagal dan kali yang kedua diperkirakan jeda seminggu setelah operasi pertama. Operasi pertama jahitan jebol terbilang mengenaskan.
“Ya operasi pertama gagal, dan perutnya bocor, yang pertama parah dan yang ke dua kemarin mendingan,”t ukas Tony.
Dampak kegagalan operasi yang dilakukan tim dokter RSUD telah membuat bagian perut Ahmad penuh tambalan. Diakui oleh Tony dokter yang menangani 3 kali operasi Hernia kakaknya (operasi pertama ditambah 2 kali gagal) dokternya sama.
“Dokter RSUD yang nangani dari operasi yang pertama hingga 2 kali operasi lagi dokter. Ya, habis operasi juga nggak dikasih tahu dan dokter Raiya juga nggak ngasih pesan pesan apa dan arahan dokter nggak ada.”
Diakui Tony perban dan yang lainnya, ia tebus sendiri. “Perbannya beli sendiri, kalau dijumlah banyaklah dan kemarin dalam seminggu terakhir habis 2 juta lebih. Yang ganti verban ya saya rutin setiap hari,” urainya.
Diakui oleh Tony bahwa pasca keluar dari RSUD operasi yang terakhir mendapatkan obatnya dan kondisi yang terakhir sudah membaik.
“Ya, untuk obat sih dikasih dari RSUD Kota Bekasi. Kini kondisinya sudah lebih baik, lumayanlah dibanding yang pertama.”
Selain kerap panggil dokter, ada pula seorang mantri yang rutin datang kontrol kondisi warga yang bermukim di Kampung Ceger Cikunir RT 01 RW 12, Kelurahan Jaka Mulya, Bekasi Selatan.
“Ya kalau setiap hari manggil dokter pasti duit juga. Kalau pak Ujang mantri memang sering datang dan setiap datang kita bayar jasanya Rp 75 ribu dan itu di luar obat,” pungkasnya. (RJN)