RakyatJabarNews.com, Cirebon – Dinas Pendidikan Jawa Barat menggelar Lomba Kompetensi Siswa (LKS) tahun 2017 untuk siswa-siswi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) se-Jawa Barat yang akan digelar mulai tanggal 17-19 Oktober 3017 di Kota dan Kabupaten Cirebon. Acara ini dibuka oleh Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat Ahmad Hadadi di Apita Hotel Jl. Tuparev no. 323 Kota Cirebon hari Selasa (17/10). Acara tersebut sendiri bertujuan untuk meningkatkan kompetensi dan kemampuan siswa SMK.
Kepala Balai Pelayanan dan Pengawasan Pendidikan (BP3) Wilayah V Disdik Jabar Dewi Nurhulaela, menjelaskan bahwa LKS SMK se-Jawa Barat tahun 2017 ini diikuti 500 peserta dan melibatkan 77 juri. Kegiatan tersebut dilaksanakan di enam SMK yang ada di Kota dan Kabupaten Cirebon, yakni SMKN 1 Mundu, SMKN 1 Kedawung, SMK Farmasi Muhammadiyah Kabupaten Cirebon , SMKN 1 Kota Cirebon, SMKN 2 Kota Cirebon, dan SMK Wahidin.
Terdapat 25 mata lomba dari 53 mata lomba yang akan diselenggarakan di tingkat nasional pada tahun 2018. Sedangkan 28 mata lomba lainnya akan diselenggarakan di awal tahun 2018. Ke-25 mata lomba itu terbagi dalam tujuh bidang keahlian, yakni teknologi dan rekayasa, teknologi informasi dan komunikasi, seni industri kreatif, pariwisata, bisnis dan manajemen, kemaritiman serta agrobisnis dan teknologi.
“LKS SMK se-Jawa Barat tahun 2017 ini bertujuan mengukur pencapaian kompetensi siswa SMK terbaik di setiap kota/kabupaten se-Jawa Barat dan mendorong produktivitas siswa SMK untuk mampu bekerja secara optimal dan menghasilkan produk inovatif,” jelas Dewi saat ditemui awak media.
Dewi menambahkan, melalui kegiatan tersebut dapat diketahui peta kualitas dan kemampuan SMK di Jawa Barat, mempromosikan performa kerja siswa SMK dalam mendukung perekonomian Jawa Barat, dan memberikan kesempatan dan motivasi kepada siswa SMK untuk memiliki jiwa kompetitif dan kolaboratif secara positif.
Selain itu, masih menurut Dewi, LKS SMK se-Jawa Barat 2017 ini bisa memacu setiap SMK untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajarannya sesuai tuntutan dan kebutuhan dunia kerja, meningkatkan kerjasama yang lebih erat antara lembaga pendidikan dengan dunia usaha, industri, dan asosiasi profesi. Kegiatan ini juga bisa memupuk persahabatan dan kerjasama regional dalam membangun pendidikan menengah kejuruan serta eningkatkan wahana pengembangan dan pengakuan keunggulan kerjabagi siswa SMK yang memiliki kompetensi sesuai tuntutan dunia kerja.
“Kesuksesan kegiatan ini tidak terlepas dari peran juri yang akan menilai dan memilih siswa terbaik. Untuk itu, saya berpesan agar para juri bisa bersikap adil dan jujur,” pungkasnya.(Juf/RJN)