RakyatjabarNews.com, Pangandaran – DPP Partai Golkar diminta untuk mempertimbangkan kembali pengusungan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi sebagai calon Gubernur Jawa Barat.
Hal itu disampaikan Forum Aliansi Ulama Pangadaran saat mendeklarasikan penolakan Dedi Mulyadi menjadi Calon Gubernur Jawa Barat, Rabu (09/08/2010) malam tadi.
Koordinator Deklarasi Forum Aliansi Ulama Pangandaran, Ustad Cecep menerangkan, masih banyak kader partai yang lebih dekat dengan ulama, karena dia menganggap Dedi Mulyadi selalu menuai sebuah sikap yang berujung pada kontroversi dengan ulama.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kami harap bukan Dedi Mulyadi yang dicalonkan, masih banyak kader lain yang sangat dekat dengan ulama,” katanya.
Menurutnya, celotehan yang dikeluarkan Dedi Mulyadi dianggap telah melakukan pelecehan terhadap umat Islam. Contohnya, bila jadi presiden akan memindahkan Mekah ke Indonesia. Serta lebih mengedepankan budaya dari pada budaya Islam, seperti membuat patung dan berkotroversi dengan ulama.
“Patung Pancoran ada tapi Dedi Mulyadi tidak lebih mengedepan budaya Islam. Kemudian banyak celotehan apakah itu serius atau bercanda, yang jelas sudah dianggap melecehkan. Apabila menjadi presiden, dia akan memindahkan Mekah ke Indonesia. Ini banyak terindikasi perpecahan,” katanya.
Saat ditanya apakah pernah mendengar atau mengetahui langsung dari Dedi Mulyadi ungkapan tersebut? Cecep mengaku tidak secara langsung, namun didasari oleh pemberitaan media cetak dan elektronik saja.
Akan tetapi, harusnya memilih calon pemimpin yang lebih mengedepankan rasa persatuan dan kesatuan dan Islam secara kaffah dan dekat dengan ulama, tidak yang selalu berseteru dengan ulama.
“Kami akan terus menggaungkan penolakan ini. Terapi bila DPP Golkar tetap mengusung Dedi Mulyadi itu terserah dan masyarakat yang bisa menilainya,” pungkas dia.(Asp/RJN)