RakyatJabarNews.com, Cirebon – Sebuah peninggalan budaya pra sejarah, “Peti Kubur Batu” ditemukan di areal perkebunan milik Pemerintah Desa Belawa Kecamatan Lemahabang, Kabupaten Cirebon, Jumat (29/9). Sebelumnya, masyarakat lebih dahulu mengenali Kura-Kura Belawa yang diyakini sebagai hewan purba yang masih ada hingga sekarang. Hanya saja, pemerintah masih belum dapat memaksimalkan objek wisata ini.
“Peti Kubur Batu” ini berada di kurang lebih 200 meter dari jalan desa dan berada di areal 06o 49` 44,4″ lintang selatan dan 108o 35` 03,1″ bujur timur. Sebelumnya, situs ini pernah diteliti oleh Balai Arkeologi Bandung pada Bulan Oktober 2013 silam yang dipimpin oleh Ketua Tim Drs. Luthfi Yondri, M. Hum dengan beranggotakan dari Tim pakar Arkeolog yang terdiri dari tujuh orang peneliti Balai Arkeologi Bandung, yaitu Drs. Ashanti, Drs. Effie Latifundria, Sujiyanta, Anwar Sanusi, Dayat Hidayat, Tukirin, serta Aman Santoso dari staf Disbudparpora Kabupaten Cirebon.
Yanto Aryanto, selaku tokoh masyarakat yang ikut membantu dalam penelitian tersebut mengatakan bahwa hasil dari penelitian “Peti Kubur Batu” ini dapat disimpulkan sebagai salah satu peninggalan budaya Bronze Age atau Zaman Perunggu, di mana ini adalah periode perkembangan dari sebuah peradaban yang ditandai dengan penggunaan teknik melebur tembaga dari hasil bumi dan membuat perunggu. Secara urut, zaman ini berada di antara Zaman Batu dan Zaman Besi. Zaman Perunggu adalah bagian dari sistem tiga zaman untuk masyarakat prasejarah dan terjadi setelah Zaman Neolitikum di beberapa wilayah di dunia.
“Temuan ini yang cukup penting untuk dilindungi karena temuan tersebut sangat jarang ditemukan di kawasan Cirebon. Saya berharap ada perhatian dari seluruh masyarakat Cirebon karena situs ini menjadi bukti budaya masyarakat pada masa zaman perunggu yang pernah hidup bermukim di kawasan perbukitan di Desa Belawa Kecamatan Lemahabang Kabupaten Cirebon. Selain itu seharusnya dari Pemda Kabupaten Cirebon khususnya Disbudparpora dapat melindungi aset cagar budaya karena kondisi Kubur Peti batu sekarang sangat memprihatinkan,” ungkapnya saat ditemui awak media.
Menurutnya, para arkeolog yang melakukan tes carbon dating pada lapisan sedimen tanah dan Peti kubur batu ini, terdapat lapukan perunggu sehingga budaya masyarakat di sini berkembang sekitar 8.000 tahun lalu manusia menemukan cara mengolah logam. Bukti penelitian sendiri sudah diarsipkan oleh Balai Arkeologi Bandung.
“Situs ini bisa menjadi daya tarik bagi wisatawan baik lokal maupun manca negara selain objek wisata Kura-Kura Belawa dan khusus untuk Situs Peti Kubur Batu Belawa bisa dikemas menjadi wisata Edukasi bagi generasi muda baik pelajar maupun masyarakat umum,” harapnya.
“Sangat disayangkan aset budaya ini tidak mendapatkan perhatian dari Dinas terkait, padahal Tim penelitian dari pusat dan juga Daerah dilibatkan dari Disbudparpora Kabupaten Cirebon,” pungkasnya.(Juf/RJN)