RakyatJabarNews.com, Cirebon – Kasi Pembinaan Kelembagan dan SDM KP Dinas Kelautan dan Perikanan (Dislakan) Kabupaten Cirebon, Rahmat Arifudin mengatakan, tahun 2016 jumlah produksi garam hanya 1000 ton atau 0,24 persen dari luas lahan garam 3.500 hektare. Hal itu menandakan kelangkaan garam di Pantura disinyalir terjadi sejak tahun 2016 lalu.
Normalnya, petani garam menghasilkan 80-120 ton per hektare per musim. Namun, faktor cuaca yang tak mendukung pada tahun 2016 lalu membuat banyak petani garam yang gagal panen.
“Stok garam di penyimpanan juga sudah habis, dan stok tersebut hasil produksi tahun 2015 dan tambahan 2016. Habisnya sejak awal Januari 2017 lalu,” sebut Arif, Selasa (25/7/2017).
Dia mengaku, belum bisa melakukan intervensi harga menyusul adanya kelangkaan garam tersebut. Secara umum bulan Juli ini petani garam baru mulai produksi kembali. Namu demikian, persiapan produksi masih belum didukung 100 persen oleh cuaca.
“Masih persiapan, kadang air tuanya masih belum siap tapi yang jelas masih kelangkaan garam. Stok tahun 2015 sampai 2016 sudah habis. Jumlah stok terakhir belum saya cek lagi,” katanya.
Arif rencana pemerintah melakukan impor garam merupakan solusi efektif. Meski potensi produksi garam besar, namun impor masih menjadi solusi jangka pendek dalam mengatasi kelangkaan garam. (Dee/RJN)