RakyatJabarNews.com, Cianjur – Penetapan jalur Angutan Kota (Angkot) yang baru diberlakukan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cianjur dimanfaatkan oknum supir untuk mengelabui penumpang berusia senja, Sabtu 27/01.
Hal ini dialami oleh Mak Acih warga Kampung Lemburtengah Kelurahan Solokpandan Cianjur Kota saat dirinya hendak pergi ke ngajian yang biasa dihadirinya.
“Tadinya saya mau kepengajian di Rancabali Wetan,” katanya.
Nenek renta bercicit 3 ini menceritakan, saat dipinggir Jalan Arief Rahman Hakim Selatan (Arsela) sebrang BCNY, sebuah mobil Angkot menghampirinya.
“Ayo bu, saya antarin,” ucap Mak Acih menirukan ajakan si supir.
Karena sudah tahu adanya rute baru Angot, Mak Acih menanyakan jurusan mobil tersebut ke si supir. Sang supir berusaha meyakinkan bahwa Mak Acih akan diantarkan kemana saja.
“Cuma ongkosnya naik, Rp. 15 ribu,” ungkapnya.
Kontan saja ajakan supir Angkot tersebut ditolaknya mentah – mentah.
“Oh, tidak jadi ah, saya jalan kaki saja,” ujarnya.
Lagipula untuk jarak antara kampung Lemburtengah dengan Rancabali Wetan, Mak Acis yang walaupun berusia senja ini sudah biasa untuk ditempuh dengan berjalan kaki.
Supir Angkot rupanya tidak mau kehilangan penumpang buruannya. Dan meyakinkan kembali akan mengantarkan Mak Acih ketempat tujuan.Tapi rupanya supir ini harus menelan pil pahit saat Mak Acih malah balik menyemprotnya, walaupun dengan nada sedikit halus.
“Jang, emak teh urang Cianjur, lain orang jauh. Baru kali ini ada ongkos Angkot jarak dekat seharga Rp. 15 ribu,” semprotnya.
Dan mobil Angkot itupun segera berlalu meninggalkan Mak Acih yang bersiap – siap menyebrang jalan.
“Daripada dikasih ke sopir Angkot, lebih baik duitnya masukin ke kas Majlis Taklim,” gerutu Mak Acih.
Apa yang dialami Mak Acih sangat disesalkan oleh Aan, seorang supir Angkot Lintas 6 warga Kelurahan Muka.
“Itu oknum sopir yang nakal,” tegasnya.
Lagipula, lanjut Aan, tidak jurusan dari Arsela ini yang langsung ke Raweta. Bila mau kesana harus jalan kaki dulu ke pertigaan Warujajar.
Aan menghimbau agar masyarakat jangan menghiraukan bila ada oknum supir yang demikian itu. Menurutnya, kalaupun kejadian tadi niatnya sistem borongan, tidak mungkin diberlakukan kepada satu orang dengan jarak yang begitu relatif dekat. Lagipula soal ongkos belum ada kebijkan baru dari Pemkab Cianjur. Untuk wilayah kota, masih berlaku ongkos yang lama.
“Mayoritas supir, dalam bekerja saya nilai baik dalam berprilaku terhadap penumpang,” pungkasnya. (red/RJN Group)
Comment