Pembangunan Pabrik Garmen di Desa Manggari Mangkrak, Warga Kecewa

- Redaksi

Selasa, 30 April 2019 - 20:30 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

RJN, Kuningan – Lima tahun sudah sejak awal 2014 lalu, warga Desa Manggari, Kecamatan Lebakwangi, Kabupaten Kuningan menanti realisasi pembangunan pabrik garmen. Hingga saat ini, warga masih menanti kejelasan terkait kelanjutan pembangunan pabrik garmen di wilayah tersebut.

Pada 2014, warga Desa Manggari dan beberapa desa sekitarnya cukup senang mendengar rencana pembangunan pabrik garmen. Sebab, dengan adanya pabrik itu diharapkan dapat menyerap tenaga kerja dari Desa Manggari maupun beberapa desa terdekat lainnya.

“Kita sudah lima tahun menanti Pabrik Garmen ini, namun hingga kini belum ada kejelasan pembangunan pabrik tersebut. Padahal, seluruh prosedur perizinan telah ditempuh baik pembebasan lahan maupun Amdal Lalin (analisa dampak lingkungan lalu lintas) dan izin lainnya,” kata Kepala Desa Manggari Kecamatan Lebakwangi Kuningan, Asep Ramdoni di lokasi rencana pembangunan pabrik Garmen, Senin (29/4/2019).

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dia mengaku, warga desa cukup terbantu jika rencana pembangunan pabrik itu direalisasi. Sebab dapat menyerap tenaga kerja lebih dari 500 orang. “Kalau pabrik ini dibangun, maka dapat menyerap tenaga kerja lebih dari 500 orang khususnya warga kami. Ini untuk kepentingan warga desa, dan juga membantu pemerintah daerah dalam mengurangi angka pengangguran,” ucapnya.

Namun kini, dia cukup kaget, karena rencana pembangunan pabrik justru terancam batal karena mendapat kabar akan dibangun perumahan. Jika dibangun perumahan, Asep bersama warganya secara tegas menolak pembangunan perumahan tersebut.

“Kami sangat menolak jika harus dibangun perumahan, karena kami lebih membutuhkan pabrik, warga bisa bekerja di situ. Kalau perumahan warga hanya bekerja sebagai kuli saja saat awal pembangunan, kalau pabrik bisa bekerja secara berkelanjutan,” ungkapnya.

Dia menyebut, lahan yang akan dibangun pabrik itu seluas 156 bidang tanah yang dijual warga desa kepada pihak perusahaan. Warga sudah rela menjual tanahnya, karena berharap berdiri pabrik yang lebih menguntungkan perekonomian warga setempat.

“Jadi kami pertanyakan kenapa izin pembangunan pabrik belum keluar, masyarakat sudah membutuhkan pekerjaan yang diawal memberikan lahan untuk dijual agar dibangun pabrik. Status tanah semua sudah berubah atas nama perusahaan, baik SPPT maupun sertifikat tanah dan setiap tahun dibayar pajaknya oleh perusahaan,” bebernya.

Walaupun status tanah sudah berubah, dia menyebut, perusahaan selalu mempersilahkan kepada warga masyarakat jika ingin memanfaatkan lahan itu untuk kepentingan warga desa.

Sementara tokoh pemuda setempat, Agus Febyan menambahkan, sejak awal hasil riung rembug atau rapat bersama warga desa sudah sepakat bahwa lahan itu dipergunakan untuk pembangunan Pabrik Garmen. Namun selama lima tahun menunggu, belum ada kepastian kapan pabrik akan dibangun.

“Artinya garmen kalau berdiri harus MoU dengan masyarakat, yakni khusus warga Desa Manggari dan umumnya Kecamatan Lebakwangi silahkan dibangun pabrik asalkan bisa diterima bekerja tanpa syarat apapun. Warga sepakat lahan dijual ke perusahaan, namun hingga kini izin pembangunan kenapa masih belum ada,” tandasnya.

Dia menilai, pemerintah daerah seolah-olah tidak mendengar aspirasi warga desa yang menginginkan berdirinya pabrik garmen. Padahal, jika pabrik itu dibangun dapat menyerap tenaga kerja warga desa yang cukup banyak.

“Masyarakat membutuhkan pekerjaan, kenapa kalau untuk perumahan dipersilahkan namun pembangunan pabrik kok susah. Maka kami bersama warga dari tujuh desa akan aksi damai sekitar 700 orang, terkait kejelasan pembangunan pabrik garmen sudah sampai mana, ini sudah lima tahun belum dibangun-bangun, warga sudah berharap banyak bisa bekerja,” pungkasnya.

 (dri/rjn)

Follow WhatsApp Channel rakyatjabarnews.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Viral Aksi Sigap Satpam KAI Evakuasi Penumpang Pingsan
Kolaborasi Gramedia dan Desound Ciptakan Ruang Kreatif Baru untuk Anak Muda di Bandung
DPRD Kabupaten Bekasi Siap Berkolaborasi Bersama Bupati dan Wabup Bekasi Terpilih Ade-Asep
DPRD Gelar Paripurna Penetapan Ade Kuswara Kunang-Asep Surya Atmaja Sebagai Bupati dan Wakil Bupati Terpilih
Bank Sampah MasDul di Telaga Murni Menjadi Pilot Project
Bapenda Kabupaten Bekasi Optimalisasi Penerimaan Pajak Daerah di Tahun 2025
Dinkes Kabupaten Bekasi Optimalkan Layanan Tombol Sirine PSC 119
Modus Baru, Bocah SMP Jadi Korban Asusila Oleh Pria Dewasa
Berita ini 41 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 20 Januari 2025 - 20:19 WIB

Viral Aksi Sigap Satpam KAI Evakuasi Penumpang Pingsan

Jumat, 17 Januari 2025 - 10:47 WIB

Kolaborasi Gramedia dan Desound Ciptakan Ruang Kreatif Baru untuk Anak Muda di Bandung

Senin, 13 Januari 2025 - 20:49 WIB

DPRD Kabupaten Bekasi Siap Berkolaborasi Bersama Bupati dan Wabup Bekasi Terpilih Ade-Asep

Senin, 13 Januari 2025 - 20:48 WIB

DPRD Gelar Paripurna Penetapan Ade Kuswara Kunang-Asep Surya Atmaja Sebagai Bupati dan Wakil Bupati Terpilih

Senin, 13 Januari 2025 - 20:41 WIB

Bank Sampah MasDul di Telaga Murni Menjadi Pilot Project

Berita Terbaru