RakyatJabarNews.com, Jawa Barat – Perayaan Tahun Baru Selesai, Kondom Berserakan Di Kawasan Puncak pasca malam pergantian tahun baru 2018 kemarin, bukan hanya tumpukan sampah yang mereka tinggalkan, namun juga kondom dan celana dalam bekas banyak yang berceceran di sekitar areal perkebunan teh di Puncak.
Tak aneh, jika kawasan wisata ini terkenal sebagai tempat untuk ber “hoho-hihi”. Lemahnya pengawasan dari pemerintah pusat menjadi penyebab kawasan puncak sering disalah gunakan oleh pasangan yang tidak sah untuk berbuat maksiat.
Warga sekitar berharap agar Pemerintah Kabupaten Bogor segera mengambil kebijakan tegas, karena jika dibiarkan seperti ini terus menerus dikhawatirkan kawasan ini bakal dikenal sebagai tempat “haram”.
“Bukan rahasia umum, jika kawasan Puncak sering dijadikan tempat maksiat. Apalagi pada malam tahun baru. Sudah terbiasa kami melihat sejumlah pasangan yang sedang bermadu kasih saling berpelukan dan berciuman bebas disini,” ungkap Dedi, Seorang pemuda warga Cisarua.
Dedi mengaku tak heran jika banyak ditemukan kondom atau celana dalam berserakan di kawasan puncak.
“Kami dan semua tokoh masyarakat Bogor akan urun rembug guna mengatasi masalah ini, kita nggak mau daerah ini kelak dikenal sebagai tempat haram,” ucapnya.
Ditemukannya ratusan kondom dan celana dalam ini diakui oleh sejumlah pemulung di kawasan Puncak. Kebanyakan mereka menemukannya di sekitar areal perkebunan.
“Mungkin ada ratusan kondom. Mereka berbuat mesum di alam bebas, lalu kondom dan celana dalam dibuang aja seenaknya,” kata Tatang, seorang pemulung yang sudah tahunan mengais rejeki di kawasan Puncak.
Sementara itu di Ngawi, Jawa Timur, dilaporkan bahwa kondom menjadi sasaran empuk bak barang berharga yang harus dibeli menjelang tahun baru. Tidak usah disebutkan secara detail, jika beberapa tempat penjualan alat kontrasepsi di wilayah Kota Ngawi penjualan kondom meningkat dari hari biasanya. Tragisnya, rata-rata pembeli bukannya pasangan suami istri melainkan anak baru gede (ABG) yang masih bau kencur.
“Benar sejak kemarin sore mereka yang beli rata-rata masih muda. Biasanya pas beli kondom mereka agak malu-malu lah dan minta cepat dilayani dan langsung cabut. Soal penjualannya tergolong meningkat sedikit dari hari biasanya,” terang Agnes seorang pelayan toko yang namanya minta disamarkan demikian nama tokonya, Senin (01/01).
Jelasnya, kondom yang dibeli para pelanggan barunya tersebut merknya sembarang tidak harus tertentu dan terkesan asal dapat barang sudah lumayan.
Apapun bentuk kondom dan jenisnya memang sangat disayangkan jika disalahgunakan bagi pasangan diluar nikah tentu menjadikan suatu petaka moral hanya beralasan sepele demi malam tahun baru.
Padahal petugas gabungan baik dari Polres Ngawi, Satpol PP dan Denpom Sub/1-2 Ngawi beberapa malam sebelumnya melakukan razia ke tempat penginapan baik hotel maupun losmen.
Seperti dikatakan Kabag Ops Polres Ngawi Kompol Wahono, pihaknya bersama satuan lain akan terus melakukan razia dengan sasaran tempat penginapan dan café karaoke di wilayahnya. Selain untuk mencari pasangan selingkuh juga mengarah pada peredaran minuman keras dan narkoba.
“Kami tetap intens melakukan razia dengan beberapa target mulai miras, narkoba maupun tempat yang ditengarai dijadikan ajang prostitusi. Terlebih awal tahun ini bersama Pemkab Ngawi akan memantau penutupan tempat prostitusi yang ada di wilayah,” jelas Kompol Wahono.(red/RJN)