RakayatJabarNews.com – Banyak industri kreatif saat ini memproduksi kerajinan tangan (handicraft). Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) kerajinan tangan semakin kreatif dengan model dan warna yang beragam. Contohnya D’cade Craft.
Asal usul dinamakan D’cade Craft diambil dari nama lengkap Dyah Kentiana Dewi, yaitu nama lengkap sang owner D’cade Craft. Sudah berdiri 5 tahun hingga kini menjadi kebanggan UMKM kota Bekasi.
Dulunya dia seorang pekerja swasta di perusahaan Jakarta, anak perusahaan Indosat. Sejak mempunyai anak kedua, Dyah memutuskan untuk berhenti kerja dan lebih memfokuskan ke jiwa seni. “Iya, karena keluarga saya seorang jiwa seni keterampilan,” ujarnya.
Rupanya D’cade Craft adalah salah satu kerajinan tangan yang cukup unik dengan beberapa produknya seperti aksesoris dan terus mengenal ke produk lainnya, seperti d’kupat dan sospesa timbul di bandrol kisaran harga Rp 125 ribu hingga Rp 375 ribu. “Proses pengerjaannya 3 hari dan proses pengeringan dan langsung dihias dengan unik,” ungkapnya kepada RakyatJabarNews.com, Rabu (17/5).
Warna cerah menjadi warna favorit produk kerajinan tangan. Sebut saja bros, bantalan jarum pentul, pernak-pernik, dan aksesoris berwarna cerah paling dicari.
“Tahun ini orang carinya warna cerah kalau craft. Biar lebih menyala saat dipakai, lebih ngejreng. Kalau fashion mungkin masih warna pastel yang favorit,” kata owner D’cade Craft and Home Industry.
Seperti yang sekarang ia geluti yaitu kain shibori yang tren saat ini. Shibori adalah produk teknik dari Jepang yang caranya pembuatannya diikat di jelujur dan ditutup pakai karet dan langsung pewarnaan. Contoh produknya seperti sarung bantal dan lainnya. “Target ke depannya biar diekspor ke luar negeri,” ujarnya.
Berbagai bahan craft mudah diperoleh di dalam negeri sehingga bahan baku yang digunakan merupakan bahan lokal di pasar tradisional. Seperti kanvas, katun, dan pandan.
Dyah berharap pemerintah daerah semakin sering mewadahi banyak pameran bagi para pelaku UMKM agar mereka lebih berkembang. Meskipun sudah memasarkan lewat media sosial, namun menurutnya pemerintah daerah juga harus lebih banyak membantu dalam wujud promosi.
“Pemerintah daerah bisa support kami lebih sering dalam promosi. Media sosial masih terbatas, dan saya mempunyai komunitas untuk ibu untuk menyuburkan dengan kegiatan-kegiatan yang positif,” tuturnya. (Dul/RJN)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT