RJN, Bekasi – Warga Kampung Adat Kranggan menerima kunjungan para anggota DPR RI Komisi X bidang kemasyarakatan, kebudayaan, dan ekonomi kreatif pada Selasa, (22/1/2019) di Rumah Adat Kranggan Kecamatan Jatisampurna Kota Bekasi.
Lokasi pertemuan yakni di rumah adat Kranggan diketahui sudah ditetapkan Walikota Bekasi menjadi cagar budaya. dan kehadiran anggota DPR RI untuk melihat budaya asli warga Kranggan. Warga dan para sesepuh Kranggan sangat antusias atas kehadiran para tamu dan menyambutnya dengan cukup meriah.
Ada lima anggota komisi X DPR RI yang hadir di Jatirangga yakni Dr Ir Hetifah MPP selaku Wakil Ketua Komisi X, Drs. H.A Mujib Rohmat M.H, H Mohamad Suryo Alam AK. MBA, dan H Dedi Wahidin S.Pd, dan Putu Supadma Rudana.
Para tamu ini disambut sesepuh Bapak Kolot Kisan, tokoh masyarakat Anim Imanudin yang juga anggota DPRD Kota Bekasi dari Partai PDIP Perjuangan, Camat Jatisampurna Abi Hurairah, Lurah Jatirangga Ahmad Affandi, bapak Surajiman, bapak Usman Afandi, Babinsabinkamtibmas Jatirangga, para tokoh masyarakat dan warga Jatirangga lainnya.
Saat penyambutan warga Kranggan menyematkan bunga, memperlihatkan atraksi palang pintu, ibu-ibu menumbuk padi di lesung, kemudian tarian penyambutan, dan tidak lupa menyuguhkan kuliner khas Budaya Kranggan.
Anggota DPR RI Komisi X, Mujib Rohmat merasa tersanjung mendapat sambutan hangat dari warga Jatirangga. Menurutnya warga Kota Bekasi juga harus berbangga memiliki budaya etnik daerah.
“Dan itu perlu tetap dilestarikan kepada generasi muda akan pentingnya adat istiadat. Kami sangat mengapresiasi. Kita di komisi X juga akan mendukung kranggan agar memiliki museum budaya dan mendukung event Babaritan. Nanti kami bisa diundang lagi untuk menyaksikannya,” kata Mujib.
Sementara itu, Camat Jatisampurna Abi Hurairah menyambut baik kunjungan kerja Komisi X DPR RI ke kampung Kranggan. Menurutnya kelurahan Kranggan terbilang kaya akan adat istiadatnya.
“Rumah adat Kranggan juga sudah ditetapkan Walikota Bekasi sebagai cagar budaya Kota Bekasi. Pusat budaya Bekasi ya, di Kranggan ini,” kata Abi Hurairah.
Anime Imanuddin tokoh masyarakat Kranggan mengatakan rumah adat Kranggan sudah berdiri dari abad 15. Bahkan sempat diceritakan Kranggan jadi benteng pertahanan sebelum kerajaan Mataram hendak menyerang penjajah Belanda di Batavia. Karena banyak peninggalan di Kranggan dari jaman dahulu, ia pun ingin segera dibuat sebuah Museum di Kranggan.
“Banyak sejarah dan budaya dari Kranggan menjadi cikal bakal budaya Bekasi dan kita harap tetap dilestarikan,” kata Anim.
Ia pun menjelaskan sedikit mengenai filosofi baju khas Kranggan yang memiliki motif kotak berwana hitam putih. Baju ini kerap dipakai para tokoh dan sesepuh Kranggan di acara budaya Kranggan seperti Babaritan yang digelar setiap satu windu sekali.
“Filosofi hitam adanya keburukan, dan putih itu baik dan benar. Motif Kotak berarti adanya perbedaan baik suku bangsa agama maupun adat istiadat. Namun tetap bersatu. Tetap menjaga kesatuan bangsa dan Indonesia. Ini sudah diajarkan para sesepuh terdahulu,” ungkapnya. (ziz/rjn)