GP Ansor Kota Bekasi Kecam Tragedi Penyerangan Rumah Ibadah

- Redaktur

Senin, 12 Februari 2018 - 14:55 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

RakyatJabarNews.com, Bekasi – Apapun alasannya kekerasan tak bisa dibenarkan. Hentikan! Belum genap sebulan 4 kekerasan beruntun terjadi terhadap tokoh dan pemuka agama setelah sebelumnya menyasar KH Umar Basri, Tokoh NU dan Pengasuh Pesantren Al-Hidayah Cicalengka Bandung Jawa Barat pada 27 Januari 2018 dan HR. Prawoto, Komandan Brigade PP PERSIS di Blok Sawah Kelurahan Cigondewah Kaler Kota Bandung Jawa Barat pada tanggal 1 Februari 2018.

Kemarin Minggu (11/2/2018) terjadi lagi. Romo Edmund Prier, SJ beserta Jemaatnya dan Polisi yang hendak mengamankan pelaku diserang di Gereja St. Lidwina Bedog Desa Trihanggo Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman Yogyakarta.

Dalam rupa berbeda kekerasan juga terjadi terhadap Biksu Mulyanto Nurhalim dan pengikutnya di Desa Caringin Kecamatan Legok Kabupaten Tangerang Banten pada 7 Februari 2018.Peristiwa-peristiwa itu menyiratkan adanya kebencian atas dasar sentimen keagamaan. Sesuatu yang harus dihentikan, dikutuk dan dijauhi.Kekerasan, apalagi teror, radikal dan tindakan ekstrim lainnya adalah bertentangan dengan agama Islam, bertentangan dengan perilaku Nabi Muhammad SAW. Pasalnya, Nabi Muhammad SAW sendiri tidak pernah melakukan atau mentolerir sikap ekstrim dan radikal.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Hasan Muhtar, Sekertaris Gerakan Pemuda Ansor Kota Bekasi menungkapkan, ada dua sisi yang perlu dicermati dalam tragedi ini, pertama ini adalah kasus kriminal penganiayaan terhadap orang lain sehingga menyebabkan korban luka-luka.

Baca Juga :  Muhammadiyah Ciledug Dirikan Posko Peduli Bencana Banjir

“Saya pikir ini ranah Kepolisian Republik Indonesia, apapun itu bisa terjadi kepada siapa saja tanpa melihat latar belakang agama. Kepolisian harus bertindak cepat dalam penyelesaian kasus ini, agar tidak terlalu banyak opini yang muncul dalam masyarakat sehingga menyebabkan keresahan bagi umat beragama di Indonesia,” kata Hasan.

Lebih lanjut, kekerasan dalam beragama atau mengatasnamakan agama makin hari terus menghantui kerukunan antar umat beragama di Indonesia, fenomena ini menggambarkan bagaimana efect domino dari kegaduhan politik dan kesenjangan sosial, hal inilah yang makin hari terus menggerus nilai – nilai spiritual keagamaan di masyarakat ke level paling rendah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia.

“Menurut saya Ini jauh lebih mengkhawatirkan, bagaimana sekarang ini tempat ibadah dirasa tidak lagi menjadi tempat yang suci dan saklar bagi umat beragama. Rumah ibadah sudah bisa dijadikan tempat profokasi massa, penyebaran ujaran kebencian, dan politik adu domba,” jelasnya.

Oleh sebab itu, kata Hasan GP Ansor Kota Bekasi mengutuk segala bentuk kekerasan dalam rumah ibadah, Kepolisian harus tegas, pelaku sudah sepantasnya dihukum dengan ancaman hukuman terberat, apalagi pelaku melakukan dengan sadar dan terencana.

Baca Juga :  BNK Kabupaten Bekasi Sosialiasi ke Ponpes AL-FATH Tentang Bahaya Narkoba

“Memang hanya orang GILA yang sanggup melakukan kejahatan atau kekerasan di dalam rumah ibadah, bukan gila dalam arti sesungguhnya tapi gila dalam memahami agama yang dia fahami secara pribadi,” tegas tokoh pemuda yang akrab disaba bang Mumu tersebut.

Ia berharap, peristiwa ini tidak terjadi di Kota Bekasi, oleh karena itu pihaknya akan mengajak kepada seluruh elemen masyarakat Kota Bekasi untuk bersama-sama menjaga keharmonisan dan kedamaian kehidupan antar umat bergama.

“Yuk mari kita saling merangkul satu sama lain, kehidupan ini tidak selesai pada urusan menjaga Ukhuwah Islamiyah, tapi juga harus di imbangi bersama-sama menjaga Ukhuwah Wathoniyah dan Ukhuwah Insaniyah. Apalagi 2018 ini Kota Bekasi akan melaksanakan Pilkada, berikanlah masyarakat pendidikan Politik yang baik, jangan gunakan isu SARA dan memprofokasi umat beragama, kehidupan umat beragama disini sudah baik, kami antar umat beragama saling menjaga kedamaian di Kota kami tercinta ini,” pungkas bang Mumu yang juga Ketua Koordinator Aliansi Organisasi Pemuda Lintas Iman (APELSI) Kota Bekasi.(Ziz/RJN)

Follow WhatsApp Channel rakyatjabarnews.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Modus Baru, Bocah SMP Jadi Korban Asusila Oleh Pria Dewasa
KPU Siapkan Distribusi Surat Suara dan Antisipasi di Musim Hujan
Komisi IV : Dinkes Harus Tegas Cabut Izin Praktek RS Swasta yang Tidak Melayani Dengan Prima Warga Kota Bekasi
TP-PKK Desa Muktiwari Terbaik Pertama Lomba Gelari Pelangi Tingkat Jabar
Pemkab Bekasi Luncurkan program SREGEP
Apresiasi untuk RW 09 Jatisari. Pj Gani Sebtu harus di Contoh Inovasi dari RW 09
PAD Dibawah 10 Persen, Madonk Soroti Dinas Bapenda
Baru 68 Persen, Ketua DPRD : Bapenda Harus Jeli Sinkronkan Data-data
Berita ini 16 kali dibaca
Tag :

Berita Terkait

Kamis, 14 November 2024 - 12:47 WIB

Modus Baru, Bocah SMP Jadi Korban Asusila Oleh Pria Dewasa

Rabu, 13 November 2024 - 18:52 WIB

KPU Siapkan Distribusi Surat Suara dan Antisipasi di Musim Hujan

Rabu, 13 November 2024 - 17:51 WIB

Komisi IV : Dinkes Harus Tegas Cabut Izin Praktek RS Swasta yang Tidak Melayani Dengan Prima Warga Kota Bekasi

Rabu, 13 November 2024 - 15:34 WIB

TP-PKK Desa Muktiwari Terbaik Pertama Lomba Gelari Pelangi Tingkat Jabar

Senin, 11 November 2024 - 16:19 WIB

Apresiasi untuk RW 09 Jatisari. Pj Gani Sebtu harus di Contoh Inovasi dari RW 09

Berita Terbaru

Melalui Laporan Nomor : LP/B/1692/IX/2024/SPKT.Sat.Reskrim/Restro Bks Kota/Polda Metro Jaya. Dengan laporan tersebut dibuat pada tanggal (27/09).

Bekasi

Modus Baru, Bocah SMP Jadi Korban Asusila Oleh Pria Dewasa

Kamis, 14 Nov 2024 - 12:47 WIB

Bisnis

IFSE 2024 Perkuat Ekosistem Keuangan Digital Indonesia

Rabu, 13 Nov 2024 - 11:52 WIB

Mau Copy Paste? Wani Piro