RakyatJabarNews.com, Cirebon – Selalu merugi milyaran rupiah setiap tahunnya, PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) targetkan Rendemen 7,5 sampai 8, sehingga diharapkan bisa mengurangi kerugian perusahaan.
Dirut PT. RNI, Audri H Jolly Lapian mengatakan tidak ada penutupan pabrik gula di bawah Rajawali 2 RNI Grup. Adapun berhentinya produksi salah satu pabrik di Subang karena ulah sekelompok orang dan tahun ini akan segera beroprasi lagi.
“Tidak ada penutupan pabrik gula khusus di bawah naungan PG Rajawali 2, karena kasus di Subang sudah clear jika gugatan sekelompok orang dibatalkan oleh Pengadilan, dan tahun ini akan segera beroprasi lagi,” jelasnya saat ditemui di acara peresmian GOR Mbah Muqoyim di Pesantren Buntet, Astanajapura Kabupaten Cirebon, Kamis (19/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ditambahkan Audri, jika PR bersama pihak pabrik gula dan para petani tebu, yaitu bagaimana caranya menaikan rendemen gula dari 7,3 pada tahun kemarin menjadi rendemen 8, dan hasil dari setiap Hektar lahan menghasilkan volume di atas tebu.
Diakui Audri, berkurangnya luas areal tebu sebesar 400 hektar akan ditangani oleh program kredit usaha rakyat yang dibiayai oleh pihak perbankan khusus Bank Negara Indonesia, agar petani tebu bisa menggarap 2 hektar.
“Adapun penutupan PG. Karangsuwung pada tahun 2015 akibat dari berkurangnya lahan tebu dan tahun ini tidak ada penutupan pabrik Gula di bawah naungan PG Rajawali 2,” pungkasnya.(Ymd/RJN)