RakyatJabarNews.com – Ketua Masyarakat Transportasi Jawa Barat, Sony Sulaksono Wibowo menilai kebijakan pemerintah yang diklaim bisa meningkatkan kenyamanan penumpang angkutan kota (angkot) kurang sampai ke inti permasalahan yang saat ini terjadi. Bahkan, menurut Sony penyediaan pendingin udara (AC) pada angkot justru akan menimbulkan masalah baru.
Seperti diketahui, Menteri Perhubungan rencananya akan mewajibkan angkutan umum untuk menggunakan Air Conditioning (AC) pada tahun 2018. Padahal, Sony menilai secara umum permasalahan mengenai angkutan umum, khususnya angkot di setiap daerah cenderung sama, yakni masalah waktu.
Menurut Sony, angkot belum berhasil memberikan kepastian waktu untuk penumpangnya. Selain itu, seringnya supir angkot ugal-ugalan menjadi salah satu penyebab malasnya masyarakat untuk menggunakan angkot.
“Angkot kurang laku bukan masalah kenyamanan, tapi ini masalah waktu. Angkot belum berhasil memberikan kepastian waktu untuk penumpangnya, masih sering ngetem, masih ugal-ugalan. Walaupun angkot dikasih AC, penumpang juga tidak langsung naik. Selama waktunya belum pasti, mereka pasti mikir dua kali,” jelas Sony kepada PRFM.
Sony menambahkan, masalah tarif juga masih menjadi persoalan yang cukup serius. Dengan disediakan pendingin udara, sudah pasti tarif angkot akan naik. Nyatanya, masyarakat masih sering mengeluhkan tarif yang saat ini berlaku.
Selain itu, persoalan daerah pelayanan angkutan kota pun belum ada dalam pembahasan kebijakan pemerintah. “Banyak angkot menumpuk di ruas-ruas jalan tertentu, sedangkan di beberapa tempat masih jarang ditemui angkot. Ini yang menyebabkan orang-orang beralih ke jasa transportasi online, atau bahkan kembali menggunakan kendaraan pribadi,” pungkas Sony. (RJN)