RakyatJabarNews.com, Bekasi – Polres Metro Bekasi Kota menggelar acara buka puasa bersama Patriot Bikers sekaligus santunan anak yatim piatu, Minggu (18/6). Tak ada tujuan apapun selain mempererat silaturahmi dan memberikan imbauan-imbauan dari Kapolres.
Sang Kapolres, Hero Bachtiar mengatakan ucapan terima kasih kepada Bikers Bekasi yang spontanitas bisa mengumpulkan dana 11 juta untuk Yayasan Nurul Haq. Beberapa komunitas bikers yang hadir di antaranya HDCI, Eagle Riders, Maci, ISHD, MCI, Bandidos, Blarsz, dan masih banyak lainnya yang ikut meramaikan event tersebut.
“Saat ini baru komunitas moge saya yang hadir. Tapi sebenarnya bukan hanya terbatas moga saja, banyak motor yang di bawah cc besar, saya berharap nanti pemberdayaan fungsi lalu lintas untuk mengajak mereka berkumpul. Karena saya perlu membedakan mana geng motor mana klub motor, itu yang penting. Saya berharap ke depan seluruh klub kita bina juga, kita silaturahmi. Jangan terkesan pilih-pilih kasih,” ujarnya kepada awak media.
Menyikapi persoalan geng motor, bahwa geng motor itu bukan anak motor. Geng motor adalah sekumpulan orang-orang iseng. Berdasarkan analisa, klub motor tidak terlalu berbahaya, justru lebih cenderung ke hal-hal sosial. Kalau geng motor mereka sentuhannya kepada pelanggaran kamtibmas.
“Meskipun saya naik motor besar atau kecil tapi di bawah naungan satu merk, pasti positif. Karena didukung sama perusahaan keluaran resminya. Jadi ada kegiatan yang positif, gak ada kegiatan yang disuruh melakukan hal-hal negatif seperti bacok orang, dan lain-lain. Jadi ya sekelompok orang iseng aja yang gak bener. Dan saya mendukung supaya diberantas,” ungkap Andigun, ketua salah satu komunitas moge tersebut.
“Pendapat saya geng motor itu tindak kriminal. Perbedaan dengan kita yang biker moge, kami bukan geng motor tapi komunitas motor besar yang di-backup sama pekerjaan utama masing-masing. Sedangkan geng motor itu pekerjaan mereka sendiri untuk mem-backup kegiatan mereka yang patut dipertanyakan. Jadi saya rasa perbedaannya jauh sekali,” lanjutnya.
Moge ini kegiatannya positif. Seperti momen bulan puasa ini, salah satunya bukber, santunan anak yatim, dan lain-lain. Biker di Kota Bekasi ini sangat banyak, untuk kenal satu sama lain agak susah. Diharap dengan event ini, kami satu dengan yang lain lebih dekat. Jadi yang tadinya geng motor bisa diminimalkan. Jadi geng motor itu bukan anak motor, tapi kriminal,” jelas Andigun.
Stigma geng motor terhadap biker tidak terlalu, cuma hanya sama-sama punya motor. Tapi biker punya profil sangat beda sekali. Rata-rata anak motor itu penyalur hobi dan umurnya sudah di atas 30. Bahkan ada yang di atas 50. Jadi, geng motor bukan anak motor.
“Kita berharap sesama anak biker Bekasi lebih kompak, sering melakukan kegiatan sosial. Kalau bisa setiap tahun dilakukan event seperti ini diadakan, supaya lebih terjalin keakraban satu dengan yang lain. Diharapkan ke depannya stigma pemakai motor gede itu bukan gangster, melainkan murni hobi dan banyak kegiatan positif,” harapnya. (RJN)