Bekasi – Meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat pesisir terhadap potensi bencana alam, Pemerintah Desa Segara Makmur bekerja sama dengan BPBD Kabupaten Bekasi menggelar Pelatihan Desa Tangguh Bencana (Destana) pada Jumat, 2 Mei 2025, bertempat di wilayah Desa Segara Makmur, Kecamatan Tarumajaya.
Sebanyak 66 peserta yang terdiri dari perangkat desa, anggota BPD, Karang Taruna, hingga perwakilan masyarakat, mengikuti pelatihan ini dengan antusias. Kegiatan ini dibuka langsung oleh Sekretaris Desa Segara Makmur, H. Muhidin, mewakili Kepala Desa Nurmansyah.
“Kami menyambut baik kegiatan ini. Apalagi Desa Segara Makmur termasuk wilayah pesisir yang rentan terhadap bencana seperti banjir dan bahkan potensi tsunami,” ujar Muhidin dalam sambutannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Pelatihan Bukan Sekadar Teori
Dalam pelatihan ini, peserta dibekali berbagai pengetahuan praktis terkait penyelamatan diri, pemulihan pascabencana, serta distribusi logistik ke lokasi terdampak. Semua materi disampaikan langsung oleh tim ahli dari BPBD Kabupaten Bekasi, yang mengajak peserta memahami skema penanganan bencana secara terstruktur dan tanggap.
“Dengan pelatihan ini, masyarakat kami bisa melakukan langkah-langkah cepat dan tepat, dari pencegahan hingga penanganan saat bencana terjadi,” jelas Muhidin, yang didampingi Ketua BPD M. Nurnada.
Perkuat Mitigasi, Bangun Intuisi
Rafli Alfauzy, Ketua Karang Taruna sekaligus Ketua Destana Segara Makmur, berharap pelatihan ini menjadi momen penting bagi peserta untuk mengasah intuisi dan kemampuan mitigasi bencana.
“Kita tidak bisa menebak kapan bencana datang. Tapi kita bisa mempersiapkan diri sedini mungkin. Ini bukan soal siapa yang paling kuat, tapi siapa yang paling siap,” tegas Rafli.
Masyarakat Tangguh, Desa Aman
Sementara itu, dari pihak BPBD Kabupaten Bekasi, Hamdi dari bagian Sosialisasi menjelaskan bahwa tujuan utama dibentuknya Desa Tangguh Bencana (Destana) adalah menciptakan masyarakat yang mandiri, siap siaga, dan mampu bertahan dalam situasi darurat.
“Kami berharap pelatihan ini menjadi titik awal kolaborasi yang kuat antara warga dan pemerintah desa. Sinergi ini penting untuk membentuk sistem kesiapsiagaan yang hidup di tengah masyarakat,” ungkap Hamdi. (Advertorial)