Keluhkan Sistem PPDB Online 2017

- Redaktur

Jumat, 14 Juli 2017 - 13:49 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

RakyatJabarNews.com, Garut – Sistem zonasi pada Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) dikeluhkan mulai dari orang tua maupun peserta didik. Pasalnya, sistem ini dinilai merugikan pihak-pihak tertentu yang ingin bersekolah di tempat favorit atau unggulan tapi terjegal sistem zonasi.

Nuralam (46), orang tua siswa yang mengaku sedikit kecewa dengan adanya sistem zonasi ini. Anaknya tidak bisa masuk ke salah satu SMP Negeri favorit di Garut karena dianggap berada jauh dari zona sekolah. Padahal apabila melihat nilai ujian nasional anaknya dikatakan cukup tinggi dan bisa untuk masuk sekolah yang dituju.

“Standar dan kualitas pendidikan belum merata, kalau ingin zonasi dilakukan,  harus disamakan dulu standar dan kualitas pendidikan mulai dari infrastruktur sampai SDM pengajar di sekolah yang ada di seluruh zona ini. Kalau ditekan begini, kita kan orang tua ingin masukan ke sekolah yang punya trek rekor yang bagus buat anak. Jadi sistem zonasi ini saya kira kurang adil, coba kalau biasa kan lulus tidak bisa diterima. Toh kita masih hidup di Garut dan Indonesia,” ujar warga Kecamatan Leles itu yang mendaftarkan anaknya ke salah satu SMPN favorit di perkotaan.

Ia berharap sistem zonasi pada PPDB ini bisa dievaluasi atau dihapuskan. Karena dinilai kurang efektif. “Kalau ingin pemerataan pendidikan, ya harus dilakukan mulai dari pelaksana pendidikannya,  kalau anak-anak kan penerima, tidak bisa dong pemerintah memaksakan anak anak yang pintar tidak boleh satu sekolah,”  pungkasnya.

Baca Juga :  Wagub Jabar Temui Warga Bekasi Terdampak Pembangunan SPAM Jatiluhur I

Sementara Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Garut H Mahmud mengatakan, sistem zonasi pada PPDB khususnya tingkat SMP merupakan kebijakan atau instruksi dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

“Zonasi sudah disesuaikan. Zonasi itu dimasukkan ke penilaian. Kan di SMP itu ada tes, jadi yang jaraknya sekian kilo nilainya sekian,  lebih dekat zona siswa dengan sekolah, lebih besar nilainya.  Ukuran dilihat per kilometer. Karena itu memang instruksi menteri. Kita tidak bisa mengelak itu sudah peraturan menteri,” kata Mahmud.(asp/rjn)

Follow WhatsApp Channel rakyatjabarnews.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Melalui Program Gerakan Donasi Kuota XL Axiata Targetkan 200 Lembaga Pendidikan Terkoneksi Akses Internet Gratis di Akhir Tahun
Peduli Pendidikan, XL Axiata Renovasi Madrasah di Pelosok Sukabumi
JM Salurkan Bantuan Untuk Masyarakat Korban Gempa Bumi di Kabupaten Bandung dan Garut
Fakultas Psikolog Ubhara Jaya Ikut Meriahkan Peresmian Field Campus Ubhara: Mengarahkan Orientasi Karir Siswa
Sisternet Goes To Campus,.Ajak 1.500 Mahasiswi Universitas Andalas Berpartisipasi dalam Female Future Leader
Jasa Marga Raih Tiga Penghargaan Partnership Award Dalam Ajang Engineering Network 2024
600 Pelajar Ikuti Latihan Gabungan Paskibra
Pj Bupati Bekasi Lepas 1500 Mahasiswa Universitas Pelita Bangsa KKN di 9 Kecamatan
Berita ini 4 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 2 Oktober 2024 - 12:44 WIB

Melalui Program Gerakan Donasi Kuota XL Axiata Targetkan 200 Lembaga Pendidikan Terkoneksi Akses Internet Gratis di Akhir Tahun

Selasa, 1 Oktober 2024 - 12:57 WIB

Peduli Pendidikan, XL Axiata Renovasi Madrasah di Pelosok Sukabumi

Jumat, 27 September 2024 - 07:30 WIB

JM Salurkan Bantuan Untuk Masyarakat Korban Gempa Bumi di Kabupaten Bandung dan Garut

Senin, 23 September 2024 - 06:16 WIB

Fakultas Psikolog Ubhara Jaya Ikut Meriahkan Peresmian Field Campus Ubhara: Mengarahkan Orientasi Karir Siswa

Jumat, 13 September 2024 - 06:43 WIB

Sisternet Goes To Campus,.Ajak 1.500 Mahasiswi Universitas Andalas Berpartisipasi dalam Female Future Leader

Berita Terbaru

Lainnya

Apel Pagi, Sekda Kota Bekasi Tegaskan ASN Netralitas !

Selasa, 8 Okt 2024 - 15:04 WIB