Bekasi – Pembangunan Kabupaten Bekasi diharapkan tak hanya berfokus pada infrastruktur fisik, tetapi juga pada penguatan sumber daya manusia dan pelestarian lingkungan. Hal itu disampaikan Anggota Komisi III DPRD Kabupaten Bekasi, Saeful Islam, dalam program Unjuk Bicara RJ Setia bertema Bangun Bekasi Modern dan Ramah Lingkungan.
Menurut Saeful, keberadaan ruang terbuka hijau (RTH) menjadi hal mendasar dalam pembangunan wilayah industri seperti Bekasi.
“Kalau tidak ada pohon, tidak ada tanaman, hidup ini terasa gersang. Masyarakat kita dekat dengan kawasan industri, jadi RTH sangat penting,” ujarnya.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Ia menegaskan, para pengembang harus serius menjalankan aturan komposisi 40:60, di mana 40 persen kawasan dialokasikan untuk ruang terbuka hijau dan fasilitas publik. “Kalau sudah ada bangunan dibongkar, jangan dibiarkan begitu saja. Tanami pohon, rawat, biar jadi penghijauan,” lanjutnya.
Selain lingkungan, Saiful juga menyoroti pentingnya pembangunan sumber daya manusia, terutama melalui pendidikan. Ia berharap ke depan Bekasi dapat memiliki universitas negeri sendiri agar akses pendidikan masyarakat semakin luas.
“Pembangunan itu bukan cuma soal fisik, tapi juga manusia. Pendidikan itu kunci. Bekasi harus punya universitas,” tegasnya.
Terkait infrastruktur, Saeful mengakui masih banyak pekerjaan rumah. Beberapa ruas jalan masih rusak, serta persoalan banjir dan stunting yang belum sepenuhnya teratasi. “Secara serapan anggaran, kita sudah hampir 98 persen. Tapi masih banyak fasilitas publik yang perlu perbaikan. Ini berarti pengawasan harus lebih ketat agar anggaran tepat sasaran,” jelasnya.
Ia menambahkan, Komisi III DPRD Kabupaten Bekasi saat ini tengah memantau sejumlah proyek perbaikan jalan di berbagai kecamatan tanpa memprioritaskan wilayah tertentu. “Kita ingin pemerataan. Semua kecamatan harus merasakan pembangunan,” katanya.
Saiful juga mengajak masyarakat berperan aktif dalam mengawasi program pembangunan daerah.
“Kami di DPRD hanya 55 orang. Tolong jadi mata dan telinga kami. Kritik yang konstruktif itu penting untuk membangun Bekasi bersama,” tutupnya. (Advertorial)