Selalu Gratiskan Pakaian untuk Siswa PAUD, Namun Yayasan Ini Belum Tersentuh Dana dari Pemerintah

oleh -

RakyatJabarNews.com, Cirebon – Yayasan Al Faris yang berdiri dari tahun 2011 secara konsisten gratiskan pakaian seragam bagi setiap siswa PAUD di Desa Picungpugur Kecamatan Lemahabang Kabupaten Cirebon. Yayasan yang bergerak di bidang pendidikan ini menaungi PAUD “Permata Bunda” dan RA “Al Aman”, ternyata belum pernah sekali pun tersentuh bantuan Dana Pemerintah.

Ditemui di kantornya, Ketua Yayasan Al Faris, Ustad Kosim menjelaskan jika Yayasan Al Faris sejak berdiri 8 tahun yang lalu mencoba memberikan sumbangsih kepada masyarakat melalui lembaga pendidikan untuk usia dini pada generasi penerus bangsa, khususnya di Desa Picungpugur.

“Melihat kondisi di kampung kami yang tidak memiliki sekolah usia dini, maka kami mendirikan Yayasan Al Faris pada tahun 2011, dengan tujuan memberikan pendidikan sedini mungkin agar generasi di kampung kami lebih baik lagi. Walaupun serba terbatas namun kami terus lalui dengan semangat,” jelasnya, Selasa (3/7).

Masih menurut Ustad Kosim, bertahannya Yayasan Al Faris hingga hari ini masih di support oleh 3 orang pengusaha home industri yang merupakan warga asal Desa Picungpugur, yang sudah berhasil dan mau berbagi rezekinya dengan menjadi donatur tetap Yayasan Al Faris untuk memberikan bantuan khususnya pada siswa siswi PAUD.

“Alhamdulillah setiap tahunnya donatur tetap kami memberikan bantuan penunjang, seperti pakaian seragam dan buku untuk anak-anak PAUD, khususnya agar masyarakat tidak terbebani dan mau menyekolahkan putra dan putrinya yang usia antara 3 sampai 5 tahu, kami gratiskan tanpa dipungut biaya. Sedangkan untuk RA sendiri kami adakan iuran sebesar Rp 15 ribu perbulan untuk honor pengajarnya yang berjumlah 4 orang guru,” tuturnya.

Ditambahkan Ustad Kosim, sampai saat ini para guru yang mengajar di PAUD dan RA baru ada 4 orang pengajar yang mendidik 60-an siswa, dan hanya menerima honor bulanan sebesar Rp 150 ribu. Kalo, pihak yayasan belum bisa memberikan penghormatan melalui honor yang layak atau memberikan kesejahteraan pada para guru lebih, dikarenakan tidak adanya sumber dana lain.

“Jika dilihat dari kerja keras para guru yang semuanya sudah sarjana, dengan honor yang kami sanggup berikan tentu tidak berimbang. Namun, mereka tetap semangat mengajar kepada para siswa baik itu di Paud maupun di RA. Kami sebetulnya ingin memberikan penghargaan yang lebih layak, namun apa mau dikata, Pihak Yayasan tidak memiliki sumber pendanaan lain,” pungkasnya.(Ymd/RJN)

Berita Rekomendasi

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments