RakyatJabarNews.com, Cirebon – Sebanyak enam orang santri Tsanawiyah dan satu petugas dapur Pondok Pesantren Manba’ul Ulum 1 Kabupaten Cirebon pada Januari lalu terkena penyakit Hepatitis. Dengan kejadian tersebut, Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon menetapkannya sebagai kejadian luar biasa (KLB).
Menurut Pengasuh Ponpes Mamba’ul Ulum 1 KH. Mahfudz Hudlori mengatakan, kejadian tersebut bermula saat 36 santri mengeluh kesakitan pada tanggal 13 Januari 2018. Diduga para santri terkena penyakit kuning atau hepatitis setelah dilakukan pemeriksaan awal oleh petugas medis setempat.
“Setelah dilakukan diagnosa lebih lanjut, ternyata dari keseluruhan terdapat enam orang santri dan satu petugas dapur Ponpes yang terkena,” ujarnya saat ditemui awak media, Minggu (4/2).
Pihak pesantren kemudian mengambil tindakan dengan melaporkan kejadian ini ke Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon. Kemudian atas usul dinas, para santri dianjurkan untuk melakukan vaksinasi, untuk memutus mata rantai penyebaran penyakit.
“Setelah tiga hari kemudian, Dinkes Kabupaten Cirebon melakukan pemeriksaan ke pondok, dan melakukan penyuluhan kebersihan lingkungan dan sanitasi, dan cek beberapa santri yang terkena penyakit atau tidak dan mendirikan posko,” ungkap Mahfudz.
Mahfudz menambahkan, menurut Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon, penyebab dari kejadian ini bisa saja karena air yang tercemar kotoran, sehingga membawa beberapa bakteri penyakit hepatitis.
Dan untuk mensterilkan lingkungan Ponpes, lanjutnya, kegiatan belajar mengajar diliburkan pada tanggal 19-23 Januari 2018, dan para santri pun sengaja dipulangkan.
“Dari 530 santri yang ada sampai saat ini sebanyak 95% sudah kembali ke rutinitas dan sisanya masih di rumah untuk perawatan,” katanya.
Sementara itu menurut Suganda selaku orang tua salah satu santri mengatakan, membenarkan tentang adanya kejadian tersebut, walaupun anaknya tidak terjangkit penyakit hepatitis.
“Alhamdulillah, kebetulan anak saya tidak kena karena sudah vaksinasi ketika kecil, tapi sempat diliburkan satu minggu untuk disterislisasi baik putra dan putri,” paparnya.
Dia mengaku kagum dengan tindakan Ponpes yang secara cepat dan tanggap menghubungi berbagai pihak yang kompeten guna memutus mata rantai penyebaran hepatitis, seperti tes darah, penyuluhan, serta tindak lanjutnya dengan imunisasi hepatitis.
“Alhamdulillah di sini cepat,” pungkasnya.(Juf/RJN)